Final Fantasy VI yang asli telah dirilis untuk SNES atau Super Nintendo pada tahun 1994 dan hingga sekarang masih dianggap sebagai seri terbaik diantara semua seri Final Fantasy
Final Fantasy VI masih yang terbaik
Final Fantasy VII bagi sebagian besar orang masih dianggap yang terbaik untuk seri final fantasy dengan alasan yang bagus dan rasional. FF VII merupakan seri pertama yang menampilkan grafik poligonal dan mekanisme sistem materia yang cerdas sangat disukai, serta masih ada pula mini game yang cukup seru. Saking populernya, FFVII akhirnya mendapat remake yang mendapat banyak pujian pada tahun 2020.
Selain itu, FFVII juga muncul di regional barat (Eropa dan Amerika) yang akhirnya membuat mereka merangkul lebih banyak JRPG untuk dirilis di barat. Bisa dibilang FFVII merupakan titik dimana remaja di Amerika mulai meminati jenis game RPG Jepang dibanding sebelumnya. Namun setelah munculnya remake 2020 kemarin, para fans mulai menyadari banyaknya kelemahan FFVII dibandingkan FFVI yang lebih tua namun terasa lebih nikmat abadi selayaknya anggur yang berkualitas.
1. Cerita Final Fantasy VI masih yang terbaik
Dari sisi cerita, Final Fantasy VI yang merupakan sebuah judul yang seperti mengakhiri sebuah era yang mana konsol masih menggunakan Catridge, dimana didominasi oleh platform Nintendo, dan game terakhir yang menggunakan kemampuan sepenuhnya dari mesin konsol untuk memberikan cutscene, bisa dibilang masih yang terbaik untuk semua seri Final Fantasy.
Jadi tidak mengherankan bila tema dalam Final Fantasy VI ini adalah tentang kematian dan kelahiran kembali, Sepanjang dalam game, banyak karakter yang kehilangan orang-orang yang dekat dengan mereka. Sementara mereka belum berhasil menyelamatkan dunia yang pernah mereka kenal, dimana mereka terus berjuang untuk menyelamatkan apa yang tersisa dan memulai awal yang baru, cerita yang suram tapi penuh dengan pengharapan yang tidak pernah padam.
2. Soundtrack yang terbaik
Opera Final Fantasy VI tidak akan berarti apa-apa jika bukan karena musiknya yang tak tertandingi oleh komposer legendaris Nobuo Uematsu. Pemain akan kagum mendengar komposisi yang kuat ini keluar dari SNES 16-bit itu.
Opera interaktif, “Maria & Draco,” telah menjadi salah satu momen paling ikonik dalam video game dengan beberapa judul seperti Undertale memberi penghormatan padanya. Sementara lagu dari FFVII “One Winged Angel” telah menjadi lagu yang ikonik, tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan “Dancing Mad” karya dinamis yang menampilkan beberapa bagian yang bertransisi dengan mulus selama pertarungan terakhir dengan Kefka.
3. Kefka Penjahat Terbaik Seri Final Fantasy
Kefka merupakan karakter penjahat yang langka yang berhasil memberikan hiburan bagi para pemain. Dia adalah dewa pembunuh yang kejam tapi sekaligus menjadi pelawak yang memberikan lelucon yang bisa membuat pemain tertawa. Dia berhasil memberikan nuansa yang beda terhadap pandangan orang mengenai penjahat, dimana pada seri sebelumnya rata-rata penjahat selalu berwajah muram, serius, buruk muka seperti salah satu penjahat paling populer Sephiroth atau Seymour.
Kefka bukanlah seorang penjahat yang ambisius seperti game final fantasy yang lain, atau penjahat yang memiliki latar belakang yang tragis yang mendendam pada dunia dan ingin menghancurkan dunia. Kefka hanyalah mahluk nihilistik yang kejam dan tidak punya cinta, sehingga dia berbuat semaunya tanpa peduli apapun asalkan dia merasa senang.
4. Final Fantasy VI Maksimalkan Kemampuan Konsol
Final Fantasy VI merupakan seri terakhir dari Square Enix yang menggunakan grafik sprite karena seri selanjutnya membuat langkah tentatif menuju game tiga dimensi. Karenanya game ini menggunakan seluruh kemampuan dari konsol SNES untuk menghadirkan pengalaman sinematik yang sesungguhnya meski perangkat terbatas.
Dari urutan pembukaan dengan setelan Magitek hingga bagian di mana pemain terbang berkeliling di pesawat Blackjack, gim ini memanfaatkan sepenuhnya kemampuan Mode 7 sistem untuk menghasilkan efek yang luar biasa. Meskipun karakter bersuara penuh akan terbukti terlalu berat untuk konsol berbasis kartrid, game ini memanfaatkan suara dengan baik, dengan tawa Kefka yang menonjol.
5. Final Fantasy VI Melakukan Banyak Hal Dengan Teknologi Terbatas
Super Nintendo memang bukanlah konsol yang hebat yang mampu memberikan Suara yang real, Cutscene CGI atau karakter poligonal yang menarik, Namun Final Fantasy VI berhasil memberikan cerita yang emosional dan kuat serta menarik. Untuk semua seri 16-bit, rasanya game konsol manapun tidak mampu menandingi game Square Enix seperti Final Fantasy VI ataupun Chrono Trigger yang dari seri cerita banyak gamer menangis.
Untuk saat ini, game seperti Final Fantasy XIII, Kingdom Hearts III dan Stranger in Paradise memang memancing lebih banyak air mata karena memprioritaskan flasback dan kegelisahan para karakternya. Namun Tetsuya Nomura tetaplah mengatakan bahwa sisi cerita FFVI masih yang terbaik dan memberikan segalanya dengan teknologi yang sangat terbatas.
6. Final Fantasy VI Memiliki Twist yang Efektif
Kematian Aeris banyak yang menyebut sebagai salah satu plot yang mengejutkan dan membuat para pemain merasa sedih. Tapi menurut banyak pengamat itu tak lebih hanyalah sebuah fridging yang dimuliakan. Kemungkinan kematiannya adalah merupakan jalan keluar untuk Cloud supaya lebih berkembang dan tidak ada konflik dengan Tifa dikemudian hari, karena pada dasarnya banyak pemain yang menginginkan Cloud berpasangan dengan Aeris bukan ?
Namun di Final Fantasy VI memberikan tema yang meresap untuk mempertahankan harapan bahkan disaat paling terpuruk. Bagaimana permainan yang sangat buruk akan berhasil mengubah dunia dari kehancuran, merengut nyawa yang tak terhitung jumlahnya. Bahkan setelah bertahun-tahun dalam kehancuran, para pahlawan ini mendapatkan kekuatan untuk memulai dari awal lagi.
7. Final Fantasy VI Menampilkan Salah Satu Terjemahan Terbaik Pada Masanya
Ted Woolsey adalah sosok yang terpolarisasi dalam komunitas JRPG. Banyak yang memuji dia karena meningkatkan terjemahan video game dari periode permainan mereka yang memalukan di tahun 80-an dan mengatasi banyak kebijakan sensor ketat Nintendo.
Di sisi lain, para pencela mengkritiknya karena terlalu banyak mengubah naskah asli Jepang dan menyesuaikan dialog agar lebih cocok untuk pemain Barat. Final Fantasy VI memamerkan beberapa karya terbaiknya karena mempertahankan semangat aslinya, sambil menambahkan elemen ke materi sumber yang telah menjadi ikon tersendiri.
8. Pemain Bisa Melakukan Suplex pada Kereta
Setiap anggota Party di Final Fantasy VI memiliki kemampuan yang unik dan spesial. Locke dengan bakat mencopetnya, Cyan mempunyai kemampuan dalam seni Swordtech, dan Sabin bisa melakukan kekuatan Suplex ( istilah dalam Gulat/Wrestling ). Dengan melakukan kombinasi tombol tertentu Sabin bisa melakukan kekuatan suplexnya kepada musuh.
Suplex merupakan gerakan mencengkeram musuh dan membantingnya ke tanah. Bahkan menghadapi boss seperti Kereta Phantom dia bisa melakukan suplex kepada Kereta itu. Bila itu terjadi pada game lain, rasanya tidak mungkin membanting benda raksasa seperti kereta phantom. Tapi hal inilah sebuah keputusan hal kreatif yang memberikan FFVI memiliki kesan lebih dibanding seri lainnya.
9. Visual Final Fantasy VI Bertahan dengan Sangat Baik
Lagi-lagi final fantasy VII banyak dipuji karena visualnya pada saat perilisan awal, dimana itu menggunakan tenaga yang powerful dari Sony Playstation untuk menghadirkan cutscene CG yang menarik dan indah serta rumit. Belum lagi latar belakang pra-render yang detail dan karakter poligon yang semuanya sepenuhnya dianimasikan.
Maka tidak mengherankan saat game berkembang saat ini grafik menjadi kurang menarik, dan banyak yang menginginkan adanya remake dengan kemampuan mesin game saat ini. Namun sebaliknya dengan Final Fantasy VI yang hingga saat ini belum mendapatkan rencana remake dalam bentuk 3D apapun, masih bertahan dengan seni Sprite, dan masih terlihat bagus hingga saat ini, termasuk remake nya pixelmaster di steam.
Final Fantasy VI Antara Tantangan Dan Kebebasan
Betapapun inovatifnya, entri Final Fantasy sebelumnya pada 8-bit NES dan sistem Famicom sangat sulit untuk kembali, setidaknya dalam bentuk aslinya. Port selanjutnya di GameBoy Advance akan dengan bijak melihat beberapa perubahan gameplay, tetapi tidak dapat disangkal bahwa judul-judul awal ini sangat berat dengan pencarian yang berkelok-kelok.
Sebaliknya, entri dari PlayStation 2 dan seterusnya akan memberi pemain lebih sedikit kebebasan dan membombardir mereka dengan cutscene CG yang panjang. Final Fantasy VI menemukan aliran sempurna yang sulit dipahami di mana pemain dapat menjelajah, tetapi musuh masih merupakan ancaman yang kredibel.
Kesimpulan
Jadi itulah tadi 10 alasan kenapa Final Fantasy VI masih merupakan JRPG terbaik dari Square Enix untuk semua seri yang ada dari yang pertama hingga yang terkini FF XV. Gaya klasik yang tak luntur oleh jaman, dengan sedikit perbaikan di grafis sprite nya dan mempertahankan gaya art sprite memang masih playable dan bahkan cukup keren untuk bernostalgia.