Zelda Ocarina of Time (Nintendo)
Zelda Ocarina of Time (Nintendo)

10 Alasan Mengapa The Legend of Zelda Seharusnya Tetap Konsisten dengan Model Klasik

The Legend of Zelda

Kesuksesan gemilang dari game The Legend of Zelda: Breath of the Wild (BOTW) dan Tears of the Kingdom (TOTK) telah menciptakan gelombang besar dalam dunia gaming. Kedua game ini tidak hanya menghidupkan kembali secara komersial franchise Zelda, tetapi juga menjadi fenomena besar dalam popularitasnya. Meskipun kami mengakui bahwa BOTW dan TOTK adalah game yang luar biasa, kami ingin menyampaikan sejumlah alasan mengapa beberapa penggemar merasa bahwa pendekatan permainan ‘Open World‘ yang diperkenalkan dalam game tersebut seharusnya tidak digunakan dalam game The Legend of Zelda.

1. Pemecahan Teka-Teki Tradisional Zelda Terganggu

10 Dungeon terbaik Legend of Zelda
10 Dungeon terbaik Legend of Zelda (Nintendo)

Sebelum era ‘Open Air‘, pemecahan teka-teki dan penjelajahan dungeon adalah bagian tak terpisahkan dari identitas Zelda. Dalam BOTW dan TOTK, penggunaan alat seperti Ultrahand dan trik Recall bisa membuat sebagian besar teka-teki shrine dan dungeon terasa terlalu mudah. Ini berbeda jauh dengan pengalaman frustrasi dalam menyelesaikan teka-teki dungeon ikonik seperti Water Temple di Ocarina of Time atau Great Bay di Majora’s Mask.

Gaya Open Air tampaknya lebih menekankan pada karakter dan dunia daripada elemen gameplay yang telah menjadi ciri khas Zelda. Pengalaman ini mungkin menurunkan eksplorasi dalam menghadapi teka-teki yang menantang.

2. Cerita Zelda Menjadi Kurang Bermakna

Meskipun Zelda tidak selalu dikenal karena ceritanya, game-game di seri ini selalu berhasil menyampaikan momen-momen emosional yang penting. BOTW dan TOTK memiliki plot yang menarik, tetapi pendekatan Open Air memungkinkan pemain mengalami cerita dalam urutan acak, yang bisa membuat momen emosional terjadi di luar urutan atau bahkan terlewatkan oleh pemain. Ini mengurangi dampak naratif dalam game ini.

3. Dungeon Zelda Menjadi Kurang Menarik

Dalam era Open Air, dungeon yang sebelumnya menjadi inti pengalaman Zelda menjadi kurang menonjol. Ketika sebagian besar daya tarik berada pada eksplorasi dunia luas dan lingkungan daripada menjelajahi dungeon yang penuh misteri, kami merasa sesuatu telah hilang dalam esensi permainan Zelda.

Dalam game seperti Ocarina of Time dan Twilight Princess, dungeon-dungeon dirancang dengan tema yang mendalam dan menantang pemain dengan lanskap yang rumit dan monster yang kuat. Namun, dalam game Open Air, semangat ini hampir sepenuhnya hilang.

4. Permainan BOTW dan TOTK Menjadi Lebih Mudah

Open Air Zelda sering kali lebih mudah daripada pengalaman linier yang lebih klasik. Dengan banyaknya pilihan dan rute yang dapat dipilih, pemain sering kali dapat menemukan jalur tercepat tanpa banyak tantangan. Meskipun lebih banyak kebebasan dapat menjadi menyenangkan, itu mengurangi rasa pencapaian ketika pemain menemukan satu-satunya jalan keluar dari teka-teki atau ruangan dungeon.

5. Pertarungan Bergaya Pedang Tergantikan

Dengan penekanan pada fisika dan manajemen sumber daya yang diperkenalkan oleh BOTW, pertarungan dalam game ini menjadi kurang tentang keterampilan pedang. Sekarang, pertarungan melibatkan penggunaan berbagai alat yang tersedia untuk Link untuk mengatasi musuh atau menyerang mereka dengan cara yang lebih tak terduga. Ini berbeda dengan permainan seperti Twilight Princess dan Wind Waker, di mana pertarungan pedang mendominasi pengalaman.

Perubahan mendadak ini dalam penekanan pada manajemen sumber daya daripada pertarungan pedang tradisional mungkin mengejutkan mengingat betapa pentingnya pertarungan pedang dalam game pendahulunya, Skyward Sword. Tidak membantu bahwa pedang Link sering rusak dengan cepat dalam BOTW.

6. Pieces of Heart Lebih Baik Daripada Shrine

Pieces of Heart telah menjadi bagian penting dari formula Zelda sejak pertama kali muncul di A Link to the Past. Mereka memberi pemain cara untuk meningkatkan kesehatan mereka selain dari menyelesaikan dungeon dan mengalahkan bos. Konsep ini masih ada dalam Open Air Zelda melalui spirit orb dan shrine, tetapi ada beberapa keunggulan Pieces of Heart yang tidak dimiliki oleh shrine.

Pieces of Heart dapat ditemukan dengan berbagai cara dalam game Zelda sebelumnya, termasuk melalui eksplorasi, menang dalam permainan mini, atau membelinya di toko. Mekanik shrine mungkin kurang menarik karena beberapa teka-teki shrine terasa seperti tugas rutin yang tidak terlalu menghibur.

7. Items Dungeon Ikonik Tidak Cocok

Banyak penggemar Zelda menyukai sensasi menemukan item ikonik dari dungeon tertentu. Item seperti Hookshot, Rocs Feather, dan Pegasus Boots menjadi ciri khas dari pengalaman Zelda dan memberikan pemain rasa pencapaian yang nyata. Dalam Open Air Zelda, dunia terbuka yang dapat dieksplorasi bebas menghilangkan rasa kemajuan yang sebenarnya karena pemain tidak lagi memerlukan item tertentu untuk membuat kemajuan dalam cerita.

8. 2D Zelda Mungkin Tidak Kembali

Kesuksesan Open Air Zelda telah memunculkan kekhawatiran bahwa game Zelda dalam gaya 2D mungkin tidak akan pernah kembali. Bahkan, ada ketidakpastian apakah gaya 3D klasik dari Zelda akan kembali, apalagi gaya klasik dari atas ke bawah seperti dalam A Link to the Past dan The Minish Cap. Seiring dengan perkembangan teknologi dan ekspektasi grafis yang lebih tinggi, Nintendo mungkin enggan untuk mundur ke dalam gaya yang lebih sederhana.

Namun, masih ada harapan bahwa Nintendo akan menghormati gaya klasik ini suatu hari nanti, mengingat kembalinya game Mario dengan Mario Wonder yang mengadopsi gaya side-scrolling.

9. Urutan Waktu Zelda Semakin Rumit

Zelda adalah salah satu seri game dengan kronologi yang seringkali membingungkan. Namun, BOTW dan TOTK mungkin telah membuatnya lebih rumit. Dunia Open Air menciptakan konvergensi elemen dari berbagai game dalam satu waktu dan tempat. Ini termasuk ras seperti Rito dan Zora yang tidak seharusnya ada dalam satu kronologi yang sama, serta penampilan item-item ikonik dari game Zelda sebelumnya. Sebagai hasilnya, beberapa penggemar telah menganggap bahwa BOTW dan TOTK seharusnya ada dalam kronologi yang terpisah.

10. Zelda Semakin Jauh dari Identitas Aslinya

Dalam evolusi dari 2D ke 3D, Zelda masih berhasil mempertahankan esensi gameplay yang membuatnya unik. Namun, dengan perpindahan kembali ke gaya permainan Open Air, lebih banyak dari rumus asli Zelda hilang. Meskipun masih ada banyak penghormatan kepada judul-judul tercinta dalam seri ini melalui telur Paskah dan elemen-elemen lain, pengalaman bermain game di bawah permukaan telah berubah secara signifikan.

Penggemar Zelda memiliki alasan kuat untuk mencintai game ini, dan meskipun BOTW dan TOTK adalah pencapaian luar biasa dalam desain game, beberapa dari kami merasa bahwa serinya seharusnya tetap setia pada elemen-elemen yang membuatnya unik. Ini bukanlah kritik terhadap kesuksesan BOTW dan TOTK, tetapi lebih merupakan refleksi tentang nilai dari elemen-elemen klasik yang telah membentuk warisan The Legend of Zelda. Semoga Nintendo akan terus mempertimbangkan berbagai aspek ini saat mengembangkan game-gamenya di masa mendatang.

Kesimpulan

Meskipun BOTW dan TOTK telah mencapai kesuksesan besar dalam dunia gaming, beberapa penggemar merasa bahwa pendekatan permainan Open Air seharusnya tidak digunakan dalam game The Legend of Zelda. Mereka merindukan elemen-elemen klasik seperti pemecahan teka-teki dungeon, narasi yang mendalam, dungeon yang menantang, pertarungan pedang, dan item khas dungeon. Meskipun evolusi adalah bagian alami dari pengembangan game, adalah penting untuk menghormati dan mempertimbangkan elemen-elemen yang telah membentuk warisan game tersebut. Semoga Nintendo akan terus mengeksplorasi cara untuk menggabungkan elemen-elemen klasik dengan inovasi baru dalam game The Legend of Zelda